scroll ke atas untuk melanjutkan!
prank, korban prank, prank berujung meninggal

Image by Canva

Edukasi

Prank, Perilaku Sakit yang Masih Sering Kita Temui di Tengah Masyarakat

Prank seolah menjadi hiburan sederhana yang sering dilakukan oleh teman-teman di sekitar kita ataupun oleh orang-orang tak dikenal yang kebetulan ketemu secara random dengan kita. Tidak ada yang menarik sebenarnya dari aktivitas prank, selain memberi kepuasan pada si pelaku prank itu sendiri. Sedangkan penonton lainnya hanya sekedar kepo dengan hasil akhir dari reaksi korban prank itu.

Tapi bagaimana kalau korban prank ternyata tidak sekedar sebel atau marah? Bagaimana kalau ia sampai meninggal? Apakah masih dianggap lucu?

Masih ingat dengan kasus yang terjadi pada Maizatul Farhana? Siswi SMP yang diprank mencuri oleh teman-temannya satu kelas hanya sekedar untuk merayakan ulang tahunnya pada November 2010.

Maizatul Farhana hanyalah gadis biasa. Di rumah, ia juga punya kebiasaan mengaji dan di sekolah dia juga siswi yang normal menghabiskan waktu belajar dengan teman-temannya.

Namun hari itu di saat ulang tahunnya adalah hari dimana ia akan pulang dengan kondisi yang berbeda dari hari-hari biasanya. Ia tahu, ulang tahun menjadi hal biasa dijahilin dengan dilempari telur dan tepung oleh teman-temannya.

Tapi berbeda cerita jika pranknya menjadi liar dengan menuduhnya mencuri hape temannya, dan sekelas membullynya bersamaan.

Maizatul Farhana seketika pingsan saat prank berlangsung, dan akhirnya dibawa pulang oleh ayahnya setelah diberitahu oleh wali kelasnya tentang apa yang sudah terjadi.

Semenjak itu Maizatul Farhan menjadi sosok yang berbeda. Lebih sering murung dan pendiam. Tak berhenti di situ, ia pun semakin sering linglung dan tatapannya kosong. Keadaannya pun semakin memburuk ketika makanan tidak bisa masuk karena ia sering bengong dan tak merespon ketika diajak berbicara.

Dan Maizatul Farhan pun dilarikan ke Rumah Sakit sampai akhirnya meninggal dunia setelah dilakukan perawatan selama 3 minggu di Rumah Sakit. Ia didiagnosa mengalami peradangan saraf dan lambung.

Apa yang terjadi pada Maizatul Farhan hanyalah salah satu dari cerita prank yang sampai mengganggu kondisi mental dari korban prank. Meski perayaan ulang tahun dengan melakukan prank dan melempari telur serta tepung sudah dilarang dilakukan oleh institusi sekolah, namun nyatanya budaya itu masih mudah kita temukan saat ini.

Semoga dengan diangkatnya kembali artikel ini, bisa mengingatkan kembali bahaya prank yang masih saja dilakukan teman kita ataupun anak-anak kita di sekolah.

# Gangguan Kesehatan  

Artikel Lain yang Mungkin Anda Suka:
Kontributor: Difa Yuliansyah
0
Get In Touch